Kuliner 04 - SMS & RM Pak Datuk Padang Panjang

Setelah dari Makassar, sebenarnya perjalanan saya berlanjut ke kota Palangkaraya. Tetapi sayang, ketika orang sini ditanya makanan khas mereka malah bingung sendiri, akhirnya kita hanya makan di RM Padang biasa dan ayam goreng pinggir jalan. Nggak ada yang istimewa.

Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 16 Desember 06, saya diajak untuk pergi lagi ke Padang Panjang. Mendarat di Bandara Internasional Minangkabau siang harinya, kita langsung meluncur untuk makan siang di Kota Padang. Saya dibawa ke The Mirama, Cafe & Seafood Restaurant, di Jl. Gereja 38.

Seperti biasa, kalo ada menu ikan bakar atau seafood saya pasti langsung pesan itu. Tak lama, sepotong ikan bakar langsung tersaji di hadapan saya. Nah ini lain lagi, kalo di Makassar ikan dibakar nyaris tanpa bumbu, di sini ikan bakarnya sangat berbumbu, dan bukan kota Padang namanya kalo bumbunya gak pedas. Ikan bakar disini benar-benar berwarna "merah". Tapi gak tau karena emang enak atau favorit saya memang ikan bakar, saya benar2 menikmati makan siang saya kali ini. Walaupun sesudahnya, kalo kata orang Sunda, seuhah-seuhah kepedesan. Dan tak pelak, butir-butir keringat pun mengucur dari dahi.Setelah makan siang saya bermaksud untuk mencari hotel di Padang dan baru berangkat ke Padang Panjang keesokan harinya. Tapi apa mau dikata, ternyata kunjungan saya kali ini berbarengan dengan kedatangan RI 1. Otomatis semua hotel penuh, kayanya semua gubernur se Sumatera kumpul semua di kota Padang saat itu. Alhasil perjalanan langsung dilanjutkan ke Padang Panjang.

Menjelang maghrib saya tiba di Padang Panjang. Dan langsung makan malam, karena sang sopir akan segera kembali ke kota Padang sebelum kabut turun. Saya diajak makan di rumah makan padang yang cukup terkenal yaitu RM Pak Datuk. Di tengah udara dingin, masakan padang yang tersaji di meja memang menggugah selera dan hal itu tidak saya sia-siakan. Tunjang dan otak merupakan favorit saya kalo mampir ke RM Padang. Tetapi yang saya rasakan spesial di sini adalah karena untuk pertama kalinya saya mencoba minum yang namanya Jus Pinang. Rasanya kaya jus melon tapi meninggalkan rasa sepat sedikit di lidah. Yang jelas Jus Pinang ini sangat saya rekomendasikan bagi anda yang belum pernah mencobanya.

Keesokan harinya, setelah acara selesai, saya mencari tempat untuk brunch. karena memang sedari pagi saya belum sempat sarapan. Kali ini saya diajak ke tempat yang juga konon cukup legendaris yaitu Sate Mak Syakur yang menyajikan menu Sate Padang. Berbeda dengan sate padang yang biasa saya makan, di RM ini daging satenya renyah, seperti digoreng, bukan dibakar. Rasanya? Mmmmm, wajar saja tempat ini menjadi legendaris. Bahkan SBY pun menyempatkan diri mkan dsini, tampak photo beliau yang sedang menyantap Sate Padang Panjang ini. Saya baru tahu juga bahwa sate padang tuh ada dua jenis, Sate Padang Pariaman dan Sate Padang Panjang (untuk jelasnya lihat di sini).


Wisata kuliner di ranah minang ini ternyata begitu menyenangkan...


Score:
Ikan Bakar Mirama : 7,5
Juice Pinang : 8
Sate Padang Mak Syakur : 8,5

Comments

  1. Sate padang itu setau saya malah 3 jenis, yaitu sate padang panjang (kuah agak coklat gitu), sate pariaman ( kuah merah), nah satu lagi sate bukittinggi (kuah kuning )

    ReplyDelete

Post a Comment